Pemerintah Kabupaten Lamongan melalui Puskesmas Turi memperkenalkan inovasi "MANJA PAPAKU" (Memandikan Jenazah Tanpa di Pangku) untuk meningkatkan kemampuan modin jenazah dalam menangani jenazah dengan penyakit menular, khususnya COVID-19, yang memiliki angka kasus tertinggi di Kecamatan Turi. Sebelumnya, banyak modin jenazah memandikan jenazah dengan cara dipangku tanpa alat pelindung diri (APD) yang memadai, meningkatkan risiko penularan infeksi. Inovasi ini melatih modin jenazah untuk menggunakan teknik pemandian yang aman tanpa memangku jenazah, dilengkapi APD standar dan bak mandi khusus, sehingga mengurangi risiko penularan dan pencemaran lingkungan.
Program MANJA PAPAKU melibatkan pelatihan rutin tahunan bagi modin jenazah, pengadaan APD dan bak mandi jenazah di setiap desa, serta koordinasi lintas sektor dengan aparatur desa, tokoh agama, dan lintas sektor (LINSEK). Sosialisasi melalui media sosial dan pertemuan rutin memperkuat kesadaran masyarakat tentang pentingnya penanganan jenazah yang aman. Didukung oleh anggaran Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) sebesar Rp8.400.000 dan swadaya masyarakat Rp2.000.000 per tahun, inovasi ini memastikan ketersediaan peralatan dan pelatihan berkelanjutan. Hasilnya, 95% modin jenazah di Kecamatan Turi terlatih pada 2020, dan 77% desa memiliki APD pada 2021, dibandingkan 45% dan 10% sebelum inovasi.
Inovasi ini menghasilkan dampak signifikan, dengan peningkatan kapasitas modin jenazah mencapai 86%, praktik pemandian tanpa dipangku 82%, dan kepuasan masyarakat 93%, serta nol kasus penularan infeksi dari proses pemandian, sebagaimana dibuktikan oleh uji Spearman Rho (α=0,001). MANJA PAPAKU juga membentuk komunitas modin jenazah dan LINSEK yang responsif, meningkatkan penerimaan jenazah COVID-19 tanpa penolakan. Dengan pendekatan berbasis pemberdayaan masyarakat, inovasi ini mudah diadopsi di wilayah lain, mendukung komitmen Pemerintah Kabupaten Lamongan dalam pelayanan kesehatan yang aman dan inklusif.