Di tengah derasnya arus digitalisasi, budaya membaca buku cetak kerap tersisih. Namun di SDN Kepatihan, perpustakaan justru menjadi ruang belajar yang hidup berkat hadirnya inovasi BELARI-KU PERPUS (Belajar Sehari/Minggu dengan Sumber Belajar Buku Perpus).
Inovasi ini lahir dari kebutuhan akan sistem yang mampu memaksimalkan fungsi perpustakaan sebagai pusat sumber belajar. Program ini mengalokasikan satu hari dalam seminggu khusus untuk siswa belajar dengan buku-buku yang tersedia di perpustakaan sekolah. Tidak hanya membaca, siswa diarahkan untuk mengeksplorasi pengetahuan, berdiskusi, hingga menuliskan refleksi dari apa yang mereka baca.
Dengan tema-tema literasi yang berganti setiap minggu seperti "Cerita Rakyat", "Hari Tokoh", hingga "Literasi Matematika", perpustakaan diubah menjadi ruang yang dinamis dan menyenangkan. Guru dan pustakawan berkolaborasi dalam menyusun jadwal, materi, serta pendampingan, sehingga siswa dapat belajar secara mandiri namun terarah.
Dampak dari program ini sudah mulai terlihat. Antusiasme siswa meningkat, kebiasaan membaca mulai terbentuk, dan hasil literasi siswa terdokumentasi dalam bentuk jurnal serta karya mini. Orang tua pun merasakan manfaatnya, karena anak-anak mulai menunjukkan minat baca dan daya pikir kritis yang berkembang dari waktu ke waktu.
BELARI-KU PERPUS bukan hanya inovasi pembiasaan membaca, tetapi juga bentuk nyata dari penguatan peran sekolah sebagai pusat budaya literasi yang aktif dan relevan dengan tantangan zaman.