Salah satu wastra khas Kabupaten Lamongan, Tenun Ikat Parengan terpilih menjadi objek pelaksanaan program pendidikan kecakapan wirausaha (PKW).
Pembukaan PKW dilaksanakan langsung oleh Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, Ketua Dekranasda Kabupaten Lamongan Anis KartikaYuhronur Efendi, Ketua Bidang Wirausaha Baru Dekranas Metty Herindra, Selasa (7/10) di Pendopo Lokatantra.
Sebagai tuan rumah pelaksanaan program pendidikan kecakapan wirausaha (PKW), Pemerintah Kabupaten Lamongan menyambut baik program ini karena tujuan utama meningkatkan kompetensi kewirausahaan pada generasi muda. Melainkan juga menciptakan nilai ekonomis pada seni kriya, dan tentunya melestarikan wastra sebagai warisan budaya.
"Kabupaten Lamongan adalah daerah yang punya potensi besar di sektor kerajinan dan ekonomi kreatif. Sehingga kegiatan ini sangat relevan dengan misi pertama pembangunan Lamongan, yakni mewujudkan pertumbuhan ekonomi daerah yang inklusif melalui optimalisasi sektor unggulan," tutur Bupati yang akrab disapa Pak Yes.
PKW yang akan berlangsung tiga bulan (belajar menenun dan membaik), adalah motor mempercepat transformasi ekosistem ekonomi yang berkelanjutan. Tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Kota Soto bergerak positif pada angka 4,31 persen.
Ditambahkan oleh orang nomor satu di Kota Soto, adapun beberapa upaya Pemkab Lamongan dalam mendukung kompetensi kewirausahaan generasi muda. Diantaranya melalui program prioritas Young Entrepreneur Succes, Megpreneur, dan Yakin Semua Sejahtera.
Ketua Bidang Wirausaha Baru Dekranas Metty Herindra mengatakan tantangan dari PKW adalah mempertahankan keberlanjutan kompetensi.
"Target kita adalah pengrajin generasi muda yang belum diberi kesempatan melanjutkan pendidikan. Menambah kompetensi melalui PKW pasti disambut baik, namun yang harus dipertahankan adalah keberlanjutan minatnya," katanya di hadapan 3 daerah yang turut serta (Lamongan, Bojonegoro Jepara) secara tatap muka maupun melalui Zoom.
Program kolaborasi tahap tujuh antara Dekranas dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) tidak hanya mengajarkan teknik membuat seni kriya, melainkan juga memberikan arahan penjualan dan lainnya.
Tenun ikat Parengan memiliki daya tarik tersendiri, tidak hanya sebagai warisan budaya Lamongan yang kaya motif, seperti gunungan dan tumbuhan, memiliki tekstur halus dan tidak tebal. Wastra asal Lamongan ini sudah berhasil menembus pasar ekspor ke Timur Tengah dan ASEAN.